Model – Model Pengembangan Kurikulum Menurut Para Ahli
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah manajemen kurikulum jurusan manajemen
pendidikan islam semester IV
Dosen Pengampu
Dr. Ambar Sri Lestari, M.Pd
Oleh:
1.
|
Muh. Alfian Sukron
|
14010103058
|
2.
|
Muh. Anzal B
|
14010103057
|
3.
|
Andi Nurfa Puspita H
|
14010103006
|
Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama
Islam Negeri (IAIN)
Kendari
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui makalah
ini, Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang
turut membantu terselesainya makalah ini.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang Model – Model Kurikulum Menurut
Para Ahli. Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam
pengantar Manajemen Kurikulum ini menyangkut pembelajaran tentang masalah pelbagai
model kurikulum dan cara penyusunan kurikulum. Makalah ini akan menjelaskan
seluas-luasnya mengenai Model – Model
Kurikulum Menurut Para Ahli yang kami rangkum dari berbagi sumber baik
melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya.
Untuk itu
semoga makalah yang kami buat ini dapat menjadi dasar dan acuan agar kita
menjadi lebih memahami tentang ilmu Manajmen Kurikulum dalam berbagai
bidangnya.
Kendari, 20
April 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Rumusan Masalah
2
C.
Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A.
Hakikat pengembangan kurikulum
3
B.
Prinsip
dan landasan pengembangan kurikulum 3
1.
Prinsip
Pengembangan Kurikulum 3
2.
Landasan Pengembangan Kurikulum 5
C.
model-model
pengembangan kurikulum menurut para- ahli 6
BAB III PENUTUP
11
A.
Kesimpulan
11
B.
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan dunia dewasa ini semakin akhir semakin cepat
akselerasi social yang bergejolak. Akibatnya adanya pemikiran-pemikiran bahwa
dunia dapat dijangkau lewat intuisi-intuisi budaya akhirnya abtara satu budaya
dengan budaya yang lainnya seakan tanpa penyekat, baik penyekat waktu, tempat,
maupun penyekat norma, yang pada ujungnya akan berbentuk global. Dalam
perkembanganya lahirlah yang namanya dunia pendidikan yang melahirkan
produk-produk berkualitas dalam bidang kehidupan. Dalam proses pendidikan ini
maka akan ada yang disebut sebagai bahan ajar yang kemudian dekenal dengan nama
kurikulum. Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia sudah terjadi
beberapa kali perubahan penggunaan kurikulum bukan hanyaperubahan nama namun
juga aspek atau bahan ajar yang akan diajarkan dalam proses pembelajaran.[1]
Perubahan kurikulum harus dipahami oleh berbagai pihak , karena pada dasarnya
kurikulum adalah rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat
strategis, yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Perubahan
kurikulum merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam system pendidikan
nasional, dan akan mengubah komponen-komponen pendidikan lainya. Oleh karena
itu perubahan kurikulum harus melibatkan beberapa ahli bidang studi, ahli
kurikulum, ahli teknologi pendidikan, dan ahli bahasa yang akan meramu
kurikulum tersebut berdasarkan kmpetensi-kompetensi yang jelas. Perubahan
kurikulum seharusnya berangkat dari kompetensi-kompetensi sebagai hasil
analisis dari berbagai kebutuhan masyarakat baik untuk kebutuhan hidup, maupun
untuk mengembagkan diri sesuai dengan pendidikan seumur hidup.[2] Landasan
pengembangan kurikulum memiliki peranan diibaratkan sebagai sebuah gedung jika
tidak dilandasi dengan pondasi yang kuat maka ketika diterpa angin maka akan
roboh.
Berdasarkan latar
belakang diatas kami tertarik memilih judul “model – model pengembangan
kurikulum”
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian diatas
maka kami mengambil beberapa sub pokok bahasan yaitu:
1. Apa hakikat pengembangan kurikulum ?
2. Apa prinsip dan landasan pengembangan kurikulum ?
3.
Ada
berapa model-model pengembangan kurikulum menurut para-
ahli
?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pengembangan kurikulum ?
2. Untuk mengetahui prinsip dan landasan pengembangan kurikulum ?
4.
Untuk
mengetahui berapa model-model pengembangan kurikulum menurut para- ahli?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Pengembangan Kurikulum
Layaknya membangun sebuah gedung, maka
menyusun sebuah kurikulum juga harus mempunyai fondai yang kuat. Kesalahan
menentukan dan menyusun fondasi berarti kesalahan menentukan kebijakan dan
implementasi pendidikan.
Menurut david pratt (1980) istilah desain
lebih mengena dibandingkan pengembangan karena mengandung konotasi yang
bersifat gradual. Desain adala proses yang disengaja tentang suatu pemikiran,
peencanaan dan penyelesaian bagian – bagian, teknik dan prosedur yan mengatur
suatutujuan atau usaha. Seller dan miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan
kurikulum adalah rangkain kegiatan yang dilakukan secra terus menerus.[1]
Jadi, dapat kami simpulkan bahwa
pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang
isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya.
B.
Prinsip Dan Landasan Pengembangan Kurikulum
1.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Agar kurikulum
dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam proses
pengembanganya. Dibawah ini kami akan menguraikan sejumlah prinsip yang
dianggap penting.
a)
Prinsip
relevansi
Kurikulum adalah rel-nya pendidikan yang
membawa siswa agar dapat hidup dengan nilai – nilai yang berkembang dimasyarakat.
Ada dua macam relevasi yaitu, relevansi internal dan eksternal.[2]
Relevansiinternal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian
antara komponen – komponenya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus
dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,
strategi ataumetode yang harus digunakan serta alat penilaian untuk melihat
ketercapain tujuan. Hal ini penting untuk menunjukan keuthan sebuah kurikulum.
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses
belajar sisiwa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal pertama, relevan dengan
lingkungan hidup peserta didik. Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik
sekarang maupun yang akan datang. Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia kerja.
b)
Prinsip
fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam krikulum ideal
terkadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan. Prinsip fleksibiltas ini
mempunyai dua sisi: pertama, fleksibilitas bagi guru, artinya harus member
ruang gerak kepada guru untuk mengembangkan program pengajaranya sesuai dengan
kondisi yang ada. Kedua, fleksibiitas bagi siswa, artinya kurikulum harus
menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan yang sesuai dengan bakat minat
siswa.[3]
c)
Prinsip
kontinuitas
Prinsip ini mengandug arti bahwa perlu
dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada
berbagai jenjang pendidikan. Hal ini penting agar tida terjadi pengulangan –
pengulangan materi.
d)
Efektifitas
Prinsip ini berkenaan dengan rencana dalam
suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengemangan kurikulum
pertama, efektifitas dari sisi guru dalam melaksanakan tugas dan implementasi
kurikulum dikelas. Kedua, efektifitas dari sisi siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
e)
Efesiensi
Prinsip ini berhubungan perbandingan
dengan waktu, suara, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang
diperoleh. Betapapun idealnya suatu kuriklum tetapi menuntut peralatan, sarana
dan prasarana yan sangat khusus serta
mahal pula harganya maka kurikulum itu tidak praktis dan suka untuk
dilaksanakan.[4]
2.Landasan Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan
kurikulum pastilah perlunya sebuah landasan layaknya seperti membangun rumah maka
perlunya pondasi. Ada tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan
filosofis, psiklogis, dan landasan sosiologis – teknologis.
a)
Landasan
filosofis
Filsafat sebagai landasan pengembangan
kurikulum menjawab pertanyaan – pertanyaan pokok sepert: mau dibawa kemana
peseta didik itu ? masyarakat bagaimana yang harus diciptakan ? apa hakikat
pengetahuan yang harus dipelajari. Sebagai suatu landasan fundamental ada empat
funsi filsafat dalam proses pengembangan, pertama filsafat dapat menentukan
arah dan tujuan. Kedua, filsafat dapat menentukan isi dan materi pelajaran.
Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi pencapaian tujuan. Keempat, melalui
filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan.
b)
Landasan
psikologis
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru
dalam mengantar anak didik sesuai dengan harapan da tujuan penddikan. Secara
psikologis anak didik mempunyai keunikan dan prbedaan baik perbedaan minat,
bakat, maupun potensi yang dimilikinyasesuai dengan tahapan perkembanganya.
Dengan alasa itulah kurikulumharus mengetahui psikologi anak.[5]
c)
Landasan
sosiologis – teknologis
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan
peserta didik agar mereka berperan aktif dalm masyarakat. Oleh karena itu,
kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
C.
Model- Model Pengembangan Kurikulum Menurut Para Ahli
Agar
dapat mengembangkan kurikulum secara baik, pengembangan kurikulum semestinya
memahami berbagai jenis model pengembangan kurikulum. yang dimaksud
pengembangan kurikulum dalam tulisan ini adalah langkah atau prosedur
sistematis alam penyusunan suatu kurikulum. Dengan memahami esensi dari
perkembangan kurikulum dan sejumlah alternative pengembangan kurikulum
diharapkan agar apat bekerja secara sistematis, sistemik, optimal. Sehingga
harapan terwujudnya kurikulum yang akomodatif dengan berbagai kepentingan,
teori dan paktik, bisa diwujudkan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami akan
menjelaskan berbagai model pengembangan kurikulum. Model-model pengembangan
kurikulum yang akan dibahas yaitu, model raph tyler, administrative, grass
root, demonstrasi, miller-seller, taba dan model beaushamp.[6]
1. Model raph tyler
Model pengembangan
kurikulum yang dikemukakan tyler (1949) diajukan berdasarkan beberapa
pertanyaan yang mengarah pada langkah-langah pengembangan kurikulum.[7]
Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
1) Tujuan pendidikan yang harus diapai oleh sekolah ?
2) Pengalamn-pengalaman apakah uyang mestinya dibrikan untuk mencapai
tujuan pendidikan ?
3) Bagaimanakah sebaiknya pengalaman-pengalaman pendidikan seharusnya
diorganisasikan ?
4) Bagaimanakah cara menentukan bahwa tujuan telah tercapai ?
Berikut
adalah penjelasan mengenai tahapan model pengembangan kurikulum tyler.
Menurut
tyller ada empat hal yang dianggap fundamental dalam pengembangan kurikulum. Pertama,
berhubungan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Kedua, berhubungan
dengan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Ketiga, pengorganisasian
pengalaman belajar. Keempat, berhubungan dengan evaluasi.
2.
Model
taba
Dalam model taba ini lebih menitik
beratkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum pada suatu proses perbaikan
dan penyempurnaan. Menurut Hilda taba pengembangan kurikulum sebaiknya dengan
pendekatan induktif. Ada lima langkah pengembanan kurikulum menurut Hilda taba
yaitu:
1)
Menghasilkan
unit – unit percobaan melalui beberapa langkah, pertama mendiagnosis kebutuhan.
Kedua, memformulasikan kebutuhan. Ketiga, memilih isi hal ini bukan hanya
berdasarkan pada tujuan yang harus
dicapai saja melainkan harus mempertimbangkan validasi dan kebermaknaanya bagi
siswa. Keempat, mengorganisasi isi artinya harus menyusun sesuai dengan
urutanya. Kelima, memilih pengalaman belajar arinya harus menentukan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa pada proses pembelajaran. Keenam,
mengorganisasi pengalaman belajar hal ini menyangkut pada bagaimana guru
mengemas pengalaman – pengalaman belajar yang telah ditentukan kedalam paket –
peket kegiatan. Ketujuh, menentukan alat evaluasi. Dan kedelapan, menguji
keseimbangan kurikulum.
2)
Mengujicoba
unit eksperimen dalam rangka memperoleh data dalam menguji kevalidasi kurikulum
oleh penggunanya.
3)
Merevisi
dan mengonsolidasi eksperimen berdasarkan data yang diperoleh.
4)
Mengembangkan
keseluruhan kerangka kurikulum.
5)
Menguji
keseimbangan kurikulum.
3.
Model
Oliva
Menurut Oliva model kurikulum harus simpel,
kompreherensip, dan sistematik. Menurutnya ada enam komponenpenting dalam
pengembangan kurikulum. Pertama, perumusan filosofis, sasaran, visi,
yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa. Kedua,analisis
kebutuhan masyarakat. Ketiga dan keempat, berisi tentang ujuan umum dan
tujuan kusus kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan yang dirumuskan dalam
komponen satu dan dua. Kelima, tentang bagaimana mengorganisasikan
kurikulum dan mengimplementasikannya. Keenam dan ketujuh, mulai
menjabarkan kurikulum dalam bentuk perumuan tujuan umum dan tujuan khusus
pembelajaran.
Menurut oliva, model yang dikembangkan ini
dapat digunakan dalam beberapa fungsi. Pertama, untuk menyempurnakan
kurikulum sekolah dalam bidang – bidang khusus, kedua, model ini juga dadigunakan
untuk mengambil keputusana.
4.
Model Administratif (Line Staff)
Model administratif/garis-komando memiliki
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Administrator pendidikan/top administrative
officers (pemimpin) membentuk komisi pengarah
b)
Komisi pengarah (steering committee) bertugas merumuskan
rencana umum, mengembangkan prinsip-prinsip sebagai pedoman, dan menyiapkan
suatu pernyataan filosofi dan tujuan-tujuan untuk seluruh wilayah sekolah.
c)
Membentuk komisi kerja pengembangan kurikulum
yang bertugas mengembangkan kurikulum secara operasional mencakup keseluruhan
komponen kurikulum dengan mempertimbangkan landasan dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.
d)
Komisi pengarah memeriksa hasil kerja dari
komisi kerja dan menyempurnakan bagian-bagian tertentu bila dianggap perlu.
Karena pengembangan kurikulum model administratif ini berdasarkan konsep,
inisiatif, dan arahan dari atas ke bawah, maka akan memerlukan waktu
bertahun-tahun agar dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan adanya
tuntutan untuk mempersiapkan para pelaksana kurikulum tersebut.
5.
Model dari Bawah (Gross-Roats)
Langkah-langkahnya:
a)
Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah
(para pengajar)
b)
Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah
nara sumber lain dan orang tua peserta didik atau masyarakat luas yang relevan
c)
Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan
d)
Untuk pemantapan konsep pengembangan yang
telah dirintisnya diadakan lokakarnya untuk mencari input yang diperlukan.
6.
Model Demonstrasi
Langkah - langkahnya:
a)
Staf pengajar pada suatu sekolah menemukan
suatu ide pengembangan dan ternyata hasilnya dinilai baik
b)
Kemudian hasilnya disebarluaskan di sekolah
sekitar.
7.
Model Beauchamp
Beauchamp
mengemukakan ada lima langkah dalam proses pengembangan kurikulum.
a)
Menetapkan wilayah atau arena yang akan
melakukan perubahan suatu kurikulum. Wilayah itu bisa terjadi pada hanya satu
sekolah, satu kecamatan, kabupaten, atau mungkin tingkat provinsi dan tingkat
nasional.
b)
Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam
proses pengembangan kurikulum. Beauchamp, menyarankan untuk melibatkan
seluas-luasnya para tokoh di masyarakat. Orang-orang yang harus dilibatkan itu
terdiri dari para ahli/spesialis kurikulum, para ahli pendidikan termasuk di
dalamnya para guru yang dianggap berpengalaman, para profesional lain dalam
bidang pendidikan (seperti pustakawan, laporan, konsultan pendidikan dan lain
sebagainya), dan para profesional dalam bidang lain beserta para tokoh
masyarakat (para politikus, industriawan, pengusaha, dan lain sebagainya).
c)
Menetapkan prosedur yang akan ditempuh, yaitu
dalam hal merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman
belajar serta menetapkan evaluasi. Keseluruhan prosedur itu selanjutnya dapat
dibagi dalam lima langkah:
1)
Membentuk tim pengembang kurikulum
2)
Melakukan penilaian terhadap kurikulum yang
sedang berjalan
3)
Melakukan studi atau penjajakan tentang
penentuan kurikulum baru
4)
Merumuskan kriteria dan alternatif pengembangan
kurikulum
5)
Menyusun dan menulis kurikulum yang dikehendaki
d)
Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu
dipersiapkan secara matang berbagai hal yang dapat berpengaruh baik langsung
maupun tidak langsung terhadap efektivitas penggunaan kurikulum, seperti
pemahaman guru tentang kurikulum itu, sarana atau fasilitas yang tersedia,
manajemen sekolah, dan lain sebagainya.[8]
e)
Melaksanakan evaluasi kurikulum yang
menyangkut:
1)
Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh
guru-guru di sekolah
2)
Evaluasi terhadap desain kurikulum
3)
Evaluasi keberhasilan anak didik
4)
Evaluasi sistem kurikulum
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian
di atas maka kami dapat mengambil kesimpulan yaitu:
1.
pengembangan
kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.
2.
Agar
kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman maka ada sejumlah prinsip dalam
proses pengembanganya. Prinsip – prinsip tersebut adalah :
a)
Prinsip
relevansi
b)
Prinsip
fleksibilitas
c)
Prinsip
kontinuitas
d)
Efektifitas
e)
Efesiensi
3.
Landasan
pengembangan kurikulum ada tiga yaitu,
a)
Landasan
filosofis
b)
Landasan
psikologis
c)
Landasan
sosiologis – teknologis
4.
Ada
beberapa macam model pengembangan kurikulum menurut para ahli yaitu:
a) Model raph tyler
b)
Model
taba
c)
Model
Oliva
d)
Model Administratif (Line Staff)
e)
Model dari Bawah (Gross-Roats)
f)
Model Demonstrasi
g)
Model Beauchamp
B.
Saran
Berdasarkan hasil makalah diatas maka kami dapat member saran
yaitu:
1.
Untuk
para guru diharapkan lebih meningkatkan potensi diri dalam hal kemampuan
mengajar supaya dapat menjalankan berbagai model kurikulum untuk kepentingan
proses belajar mengajar yang lebih menyenangkan dan aplikatif dengan
perkembangan zaman.
2.
Untuk
pemerintah bukan hanya kurikulum yang harus terus dipacu untuk menyeimbangi kemajuan
zaman tetapi juga sumberdaya menusia juga perlu untuk lebih disiapkan agar
nantinya dapat lebih mendukung dalam pelaksanaan kurikulum yang terus
bervariasi baik bentuk maupun isi.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya wina, kurikulum
pembelajaran, (Jakarta: kencana, 2009)
Saud saefudin
udin, inovasi pendidikan, (bandung: ALFABETA, 2008)
Ladjid Hafni, Pengembangan
Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005)
Nasution S, Kurikulum
Dan Pengajaran, (Bandung: PT Bumi Aksara, 1989)
Ruhimat toto, Kurukulum
Dan Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012)
Sukmadinata
syaodih nana, pengembangan kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya,
2008)
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006)
Komentar
Posting Komentar